Friday 2 December 2016

Bagus Kah Pelumas Yang Diformulasi Dari Pelumas Bekas?


Siklus Pelumas?
 
Pelumas setelah digunakan untuk melumasi engine atau equipment dapat berakhir menjadi limbah atau disuling ulang (re-refined) untuk mendapatkan base oilnya saja. Seiring dengan pemakaian, pelumas akan menjadi kotor, karena bekerja melumasi komponen yang bergerak terhadap wear, panas, shear, etc sampai aditif yang terkandung didalamnya kehilangan performancenya. Begitu aditif kehilangan performance nya biasanya pelumas sudah tidak dapat bekerja maksimal, karena base oil saja tidak mampu untuk memberikan perlindungan yang maksimal terhadap komponen engine/equipment.

Proses re-refined sangat memungkinkan untuk dilakukan, karena base oil itu sendiri tidak mengalami perubahan yang sangat signifikan seiring dengan pemakaian. Di Indonesia terdapat dua perusahaan yang mampu melakukan proses re-refined pelumas bekas, yaitu PT. Wiraswasta Gemilang Indonesia (Brand Evalube) dan PT. Bahana Nusa Lubrindo (Brand Agip).

Saya rasa perusahaan yang dapat melakukan ini seharusnya di subsidi oleh pemerintah, karena turut membantu proses penanganan limbah pelumas bekas yang lebih ramah lingkungan, menurunkan emisi, energy conserving, dan menurunkan ketergantungan terhadap non-renewable material. Syukur-syukur bisa dijadikan persero/ bagian dari perusahaan negara, agar dapat ditingkatkan lagi sarfas yang ada sehingga menghasilkan base oil yang memiliki spesifikasi minimal sama atau lebih dari virgin base oilnya.
Gambar 1. Siklus Pelumas


 Apakah Re-Refined Base Oil?

Re-refined adalah suatu proses untuk mengekstrak base oil dari used oil untuk menghasilkan fresh base oil yang memiliki karakteristik performance yang sama dengan virgin base oil hasil pengilangan.

Apa Bedanya Refined Base Oil vs Re-Refined Base Oil?

1. Sumber Crude

Untuk menghasilkan virgin base oil diperlukan crude yang berasal dari minyak bumi, sedangkan re-refined base oil tentu saja crude nya berasal dari pelumas bekas.
Gambar 2. Sumber Crude

 2. Volume Base Oil Yang Dihasilkan
Base oil dalam formulasi pelumas memegang komposisi terbesar, yaitu antara 70 - 99 %wt, sehingga jika akan dilakukan proses Re-Refined maka untuk menghasilkan 1Liter base oil, hanya membutuhkan minimal 1,4L used oil yang sangat jauh berbeda jika dibandingkan dengan proses Refinery dari crude, dimana membutuhkan sekitar 84 galon crude. Yield yang sangat besar bukan? Bisa terbayang energy yang di saving? Limbah yang terproses dengan baik?

Gambar 3. Perbandingan Crude Yang Diperlukan Untuk Menghasilkan Base Oil Refined dan Re-Refined

Apakah Kualitas Base Oil Yang Dihasilkan Sama?


Re-Refined base oil juga harus memenuhi spesifikasi yang sama dengan refined base oil, dengan mengacu standard yang sama maka base oil yang dihasilkan juga akan memiliki kualitas yang sama. Jika proses re-refined memenuhi standard dan dapat dipastikan produk yang dihasilkan bebas dari impurities maka tidak ada keraguan dalam hal kualitas jika akan dibandingkan dengan virgin base oil hasil refinery.

Jika dilihat trend pelumas saat ini dimana sudah terjadi proses transisi dari Base Oil Group I ke Base Oil Group II dan berkembangnya pelumas-pelumas encer yang banyak menggunakan Group III bahkan PAO atau ester, maka hal ini berdampak positif bagi Industri Re-Refined karena mendapatkan sumber used oil yang semakin baik.

Apakah Ada Pengakuan OEM Jika Pelumas Diformulasi Dari Re-Refined Base Oil?

Re-Refined base oil jika digunakan dalam formulasi engine oil juga dapat disertifikasi untuk memenuhi API Performance Claim. Bahkan OEM sekelas Ford, Chrysler, GM, maupun Daimler memperbolehkan penggunaan base oil Re-refined selama memeuhi spesifikasi yang mereka persyaratkan.

And so now whether you have the confidence to use lubricants that formulated from re-refined base oil? if the OEM admitted it why we have doubt in it?




No comments:

Post a Comment