Tuesday 13 December 2016

Apakah Pelumas Setipe Dari Dua Brand Yang Berbeda Dapat Dicampur?

Untuk pelumas dengan drain interval pendek, sump tank kecil sebaiknya tidak melakukan pencampuran pelumas dari dua brand yang berbeda, jika akan melakukan penggantian pelumas  lakukanlah drain-flush-fill prosedur.

Ketika proses drain-flush-fill tidak visible untuk dilakukan,dikarenakan drain interval pelumas yang panjang, sump tank cukup besar apakah dapat dilakukan proses pencampuran pelumas dari dua brand yang berbeda? Jawabannya adalah bisa jadi tapi ada syarat-syarat yang harus dipenuhi yah..

Masalah seperti in biasanya muncul untuk konsumsi pelumas skala industri, ketika berhasil melakukan akuisisi dari suatu brand pelumas adalah bagaimana proses penggantian pelumas dilakukan. Seperti pada pelumas turbine dimana proses drain-flush-fill menjadi sulit dilakukan karena rata-rata memiliki masapakai 10 tahun dengan sumptank lebih dari 1 KL, apakah harus menunggu 10 tahun baru bisa dilakukan akuisisi? atau langsung saja di drain tapi harus menanggung biaya flushing yang dilakukan?

Apakah Test Compatibility?


Compatibility adalah test untuk mengetahui kesesuaian antara dua pelumas dengan tipe yang sama dari dua brand yang berbeda jika ingin dicampur. Metode yang digunakan adalah ASTM D 7155.

Mengapa Dua Brand Pelumas Tidak Dapat Langsung di Campur?

Setiap produsen pelumas tentu memiliki piihannya sendiri terhadap base oil dan aditif untuk memformulasi pelumas mereka, yang bisa jadi berbeda dengan pelumas yang saat ini digunakan di engine atau equipment Anda. Perbedaan terhadap pilihan aditif terutamanya yang bisa menyebabkan pelumas satu dengan lainnya tidak sepenuhnya compatible jika akan dicampur, karena kemungkinan chemistry yang berbeda digunakan oleh masing-masing produsen pelumas.

Apa Yang Terjadi Kalau Kita Mencampur Dua Brand Pelumas Yang Berbeda? 

1. Kompatibel
Pencampuran kedua brand pelumas dari tipe yang sama tidak memberikan efek negatif, yang bisa jadi kedua pelumas menggunakan aditif chemistry yang sama, sehingga ketika dicampur masing-masing aditif dari pelumas bekerja secara sinergis untuk memberikan performance yang optimum.

2. In-Kompatibel
Pencampuran kedua brand pelumas dari tipe yang sama memberikan efek negatif, yang bisa jadi kedua pelumas menggunakan aditif chemistry yang berbeda, sehingga ketika dicampur masing-masing aditif pelumas saling berkompetisi sehingga memberikan efek yang tidak sinergis dan menyebabkan menurunnya performance pelumas.

Jadi bukan masalah karna brand berbeda sehingga tidak dapat dicampur, tetapi karena chemistry yang berbeda lah yang menyebabkan pencampuran kedua pelumas bisa jadi tidak kompatibel.


Bagaimana Melakukan Test Compatibility?

Beberapa lab dan pabrikan pelumas di Indonesia sudah mampu melakukan test compatibility berdasarkan ASTM D 7155. Jika Anda adalah pihak Industri yang ditawarkan akuisisi ke brand lain dimana tentunya pelumas yang akan menggantikan mempunyai nilai tambah entah di performance dan atau costing yang lebih baik, maka mintalah uji ini sebagai salah satu pendukung bahwa performance kedua pelumas adalah minimal sama dan pencampuran keduanya tidak akan membahayakan mesin/equipment anda.

Berdasarkan ASTM D 7155 secara garis besar pengujian dilakukan dengan :
1. Mencampurkan beberapa komposisi pencampuran antara pelumas existing Anda (baiknya fresh oil) dengan pelumas baru yang akan menggantikan. (Komposisi pencampuran bisa 100:0; 90:10; 50:50 10:90 0:100)

2. Melakukan observasi apakah pencampuran kedua pelumas setelah selama 7 hari disimpan dalam oven dengan temperatur tertentu menyebabkan timbulnya sedimentasi. Sedimentasi adalah tanda awal adanya inkompatibilitas.

3. Melakukan analisa terhadap pelumas sebelum dan setelah dilakukan pengkondisian seperti tersebut pada point 2. Analisa yang dilakukan adalah pencampuran terhadap parameter visual, fisika&kimia dan bench test.

4. Melakukan interpretasi terhadap hasil uji
Untuk melakukan interpretasi hasil compatibility test sebaiknya Anda serahkan kepada lubricant manufacturer ataupun lab yang berkompeten, karena apabila awam terhadap pembacaan hasil lab dikhawatirkan terjadi dispute, leave it to the expert yah. Kita cukup menerima rekomendasi dan request paparan singkat atas hasil uji yang telah dilakukan.

Apa Yang Perlu Diperhatikan Ketika Akan Melakukan Shifting?

Sebelum Anda melakukan shifting dari satu brand pelumas ke brand lainnya, pastikan bahwa Anda mendapatkan pelumas yang mempunyai performance paling tidak sama dengan yang saat ini Anda gunakan. jangan sampai karena ditawarkan cost saving yang cukup besar tetapi Anda diberikan pelumas dengan kualitas lebih rendah, yang ujung-ujungnya akan merepotkan Anda dalam maintenance.

Bagaimana Memastikan Pelumas Mempunyai Kualitas Yang Baik?

Tentu menentukan pelumas yang baik tidak dapat dilakukan berdasarkan visual, tetapi harus berdasarkan unjuk kerjanya di equipment/engine. Padahal kan belum dipakai, bagaimana kita tahu kinerjanya kalau begitu?

Ini adalah saat yang tepat untuk memahami PDS (Product Data Sheet) dari pelumas. Pada PDS pasti tercantum performance level/credential claim, semakin banyak credentialnya berarti semakin banyak formulasi pelumas tersebut telah teruji pada standard atau OEM (Original Equipment Manufacturer) yang diklaimnya. Memang tidak 100% semakin banyak performance claimnya semakin baik, tapi paling tidak diatas kertas lebih baik. Jadi start awal pastikan pelumas baru yang akan menggantikan pelumas existing Anda memiliki credential claim yang paling tidak sama.

Pelumas yang baik tentu yang sesuai dengan kebutuhannya dan biasanya tertuang dalam rekomendasi manual book, tidak perlu berlebihan dalam performance claim karna costing pasti akan mahal dan jangan sampai kurang dari yang dipersyaratkan karena nanti kerja mesin/equipment tidak effective. Soo price wise and quality compromise..

Ohiya kalau brand pelumas yang akan Anda gunakan tidak tercantum dalam manual book, bukan berarti brand pelumas tersebut tidak dapat digunakan yah, tentu setelah masa warranty equipment Anda berakhir Anda bebas tuk menentukan pelumas yang mau Anda gunakan, carilah pelumas yang mempunyai credential claim ekuivalen dengan pelumas yang tercantum dalam manual book engine/equipment Anda.




Friday 2 December 2016

Bagus Kah Pelumas Yang Diformulasi Dari Pelumas Bekas?


Siklus Pelumas?
 
Pelumas setelah digunakan untuk melumasi engine atau equipment dapat berakhir menjadi limbah atau disuling ulang (re-refined) untuk mendapatkan base oilnya saja. Seiring dengan pemakaian, pelumas akan menjadi kotor, karena bekerja melumasi komponen yang bergerak terhadap wear, panas, shear, etc sampai aditif yang terkandung didalamnya kehilangan performancenya. Begitu aditif kehilangan performance nya biasanya pelumas sudah tidak dapat bekerja maksimal, karena base oil saja tidak mampu untuk memberikan perlindungan yang maksimal terhadap komponen engine/equipment.

Proses re-refined sangat memungkinkan untuk dilakukan, karena base oil itu sendiri tidak mengalami perubahan yang sangat signifikan seiring dengan pemakaian. Di Indonesia terdapat dua perusahaan yang mampu melakukan proses re-refined pelumas bekas, yaitu PT. Wiraswasta Gemilang Indonesia (Brand Evalube) dan PT. Bahana Nusa Lubrindo (Brand Agip).

Saya rasa perusahaan yang dapat melakukan ini seharusnya di subsidi oleh pemerintah, karena turut membantu proses penanganan limbah pelumas bekas yang lebih ramah lingkungan, menurunkan emisi, energy conserving, dan menurunkan ketergantungan terhadap non-renewable material. Syukur-syukur bisa dijadikan persero/ bagian dari perusahaan negara, agar dapat ditingkatkan lagi sarfas yang ada sehingga menghasilkan base oil yang memiliki spesifikasi minimal sama atau lebih dari virgin base oilnya.
Gambar 1. Siklus Pelumas


 Apakah Re-Refined Base Oil?

Re-refined adalah suatu proses untuk mengekstrak base oil dari used oil untuk menghasilkan fresh base oil yang memiliki karakteristik performance yang sama dengan virgin base oil hasil pengilangan.

Apa Bedanya Refined Base Oil vs Re-Refined Base Oil?

1. Sumber Crude

Untuk menghasilkan virgin base oil diperlukan crude yang berasal dari minyak bumi, sedangkan re-refined base oil tentu saja crude nya berasal dari pelumas bekas.
Gambar 2. Sumber Crude

 2. Volume Base Oil Yang Dihasilkan
Base oil dalam formulasi pelumas memegang komposisi terbesar, yaitu antara 70 - 99 %wt, sehingga jika akan dilakukan proses Re-Refined maka untuk menghasilkan 1Liter base oil, hanya membutuhkan minimal 1,4L used oil yang sangat jauh berbeda jika dibandingkan dengan proses Refinery dari crude, dimana membutuhkan sekitar 84 galon crude. Yield yang sangat besar bukan? Bisa terbayang energy yang di saving? Limbah yang terproses dengan baik?

Gambar 3. Perbandingan Crude Yang Diperlukan Untuk Menghasilkan Base Oil Refined dan Re-Refined

Apakah Kualitas Base Oil Yang Dihasilkan Sama?


Re-Refined base oil juga harus memenuhi spesifikasi yang sama dengan refined base oil, dengan mengacu standard yang sama maka base oil yang dihasilkan juga akan memiliki kualitas yang sama. Jika proses re-refined memenuhi standard dan dapat dipastikan produk yang dihasilkan bebas dari impurities maka tidak ada keraguan dalam hal kualitas jika akan dibandingkan dengan virgin base oil hasil refinery.

Jika dilihat trend pelumas saat ini dimana sudah terjadi proses transisi dari Base Oil Group I ke Base Oil Group II dan berkembangnya pelumas-pelumas encer yang banyak menggunakan Group III bahkan PAO atau ester, maka hal ini berdampak positif bagi Industri Re-Refined karena mendapatkan sumber used oil yang semakin baik.

Apakah Ada Pengakuan OEM Jika Pelumas Diformulasi Dari Re-Refined Base Oil?

Re-Refined base oil jika digunakan dalam formulasi engine oil juga dapat disertifikasi untuk memenuhi API Performance Claim. Bahkan OEM sekelas Ford, Chrysler, GM, maupun Daimler memperbolehkan penggunaan base oil Re-refined selama memeuhi spesifikasi yang mereka persyaratkan.

And so now whether you have the confidence to use lubricants that formulated from re-refined base oil? if the OEM admitted it why we have doubt in it?